SANG PENA

Diposting oleh GORESAN PERADABAN Sabtu, 19 Desember 2009

Pena-pena itu
Berdansa dalam penjara
Hingga tintanya mengakar
Di lembar-lembar pinus yang tak lagi bernyawa

Pena- pena itu
Berduka
Ketika dirinya harus bekerja dengan paksa
Ketika dirinya sadar sedang dalam alam romusha

Pena-pena itu
Tiada henti menangis
Saat dirinya jadi saksi mati kesedihan pengemis
Saat dirinya jadi bukti kejamnya kapitalis

Pena-pena itu berteriak
Kala menyaksikan si miskin merasa sesak
Kala saksikan harta jadikan si kaya budak

Pena-pena itu
Terpaksa mendusta
Karena tak berdaya
Terpasung tubuhnya
Di bui terpenjara

Mulut pena-pena itu akhirnya membisu
Seperti mayat hidup
Membiru kaku

Dan kini
Harus rela diletakkan di peti mati
Bersama sampah hasil cipta manusia




Jogja,
Senin 28 Januari 2008

0 komentar

Posting Komentar